PRASANGKA

Sepagi ini,
Kulihat lipatan Origami di wajahmu.
Sedang khayalku mulai merajut prasangka: Menerjemahkan setiap gerak didalam senyum.
Ya diam. Aku diam. Namun diammu buatku tak bisa terdiam.
Pertemuan, bagimu, seperti bersembunyi dalam bayang-bayang fitnah.
Namun sejujurnya, aku tetap sah jadi milikmu di dunia apapun.

LALU

Setiap kali,
Malam bermuara letih

Dijantungku,
Angin berdesir perih
Sayup terdengar
Suaramu dalam lorong panjang

Di langit-langit tempurung kepalaku,
Awan jamak menghitam
Menyeruak cahaya
Siluet wajahmu dibalik senja

Dalam setiap ruang tubuhku,
Seribu sungai terbelah
Membawa kembali satu-persatu
Butiran kenangan bersamamu

Setiap kali,
Malam bermuara letih:
aku menemuimu

JEMU

Pulang. Seharusnya bisa sangat menyenangkan. 
Namun menyimak luasnya malam--kian luas tanpamu. 
Memangkas waktu, sama sekali tak mengubah jarak. 
Sebab yang ku rindukan: bersembunyi dibalik hujan.
Aku nyaris tak biasa